Kumpulan Puisi Galau Lengkap

puisi galau sendiri, puisi galau pendek, puisi galau menyentuh hati, puisi galau karena rindu, puisi galau patah hati, puisi galau islami, puisi galau tentang kehidupan, puisi galau lucu

Puisi Galau - Bicara soal Galau, mungkin sebagian dari kita pernah mengalami Fase seperti ini ya, dimana biasanya Galau ini tidak hanya dialami oleh mereka yang Patah Hati. Terkadang juga mereka akan merasakan Galau dalam Kehidupan, dan juga mungkin Galau Karena Rindu.

Kali ini, Dipuisikan sudah berhasil merangkum Kumpulan Puisi Galau yang mungkin bisa menjadi referensi untuk kalian dalam mengutarakan rasa Galau, lewat puisi.


Puisi Galau Kehidupan : Harap Di Batas Senja

Harap Di Batas Senja

Oleh Natalino Neparasi

Redup tak terselami seberkas cahaya
Pangkuan pijakan enggan memelas asa
Perlahan kemilau tersapu dari mata
Hanya air yang tersisa di ujung harap

Impian menetes lembut dari mata
Mencari naungan dari aungan srigala
Bayang – bayang di batas senja
Kabut hitam menari membungkus mentari

Bisikan harap pada angin malam
Pinjamkan seberkas cahaya pada rembulan
Bintang ukir sejuta kenangan
Mata menanam benih – benih harapan

Ku songsong terang dengan balutan angin
Tebarkan sejuta riah ke seluruh penjuru
Lintasi terjal di persimpangan lembah
Meraih angan ditengah pengungsian

Membidik langit membunuh sangsi
Meskipun kadang tersesat diantara dua jalan


Puisi Galau Patah Hati : Sudahlah

Sudahlah

Oleh Mutiara Aulia

Langit menjerit menahan pahit
Air berjatuhan tinggalkan awan
Sungguh hati terkikis sakit
Oleh tajamnya sebuah ucapan

Malam tak lagi kelam
Sunyi tak lagi sepi
Tangan tak mampu menggenggam
Berjuta harapan yang berlari

Hujan bergemuruh
Seiring hati yang runtuh
Angin bertiup kencang
Seiring rasa ini datang

Hati lelah terus menanti
Tanpa pernah dimengerti
Hati lelah terus menanti
Kau yang terus berlari

Sadarkah kau akan kehadiranku?
Sadarkan kau akan hatiku?
Sadarkah kau akan rasaku?
Sadarkah kau akan pengorbananku?

Aku mencintaimu
Tapi kau mencintainya
Bagaimana dengan hatiku?
Apakah kau memperdulikannya?


Puisi Galau Karena Rindu : Aku Ingin

Aku Ingin

Oleh Imam Abil Fida

Andai kau sesosok perempuan dengan keperdulian tinggi
Aku ingin bercerita, dan kuharap kau tertawa bahagia

Aku baru saja menyeduh sebuah kopi
Menyeruputnya secara perlahan
Menahan rasa dan kehangatannya dalam-dalam
Hingga aku lupa, ini tepat dua belas malam
Saatnya hari berganti
Saatnya kantuk menghampiri

Seperti hari yang berganti
Dari sikapmu yang tidak perduli
Berharap menjadi lebih baik hati
Kepada sesama, terutama yang tulus mencintai
Mencintai segala kekurangan, dan segala ketidakperdulianmu
Aku ingin

Sekarang hari sudah berganti
Saatnya raga ini melelapkan diri
Melanjutkan hari demi hari
Untuk satu alasan yang tidak pasti
Yakni mencintai tanpa belum tentu dicintai

Sekarang tertawalah
Aku cuma bisa berharap kau selalu bahagia
Dan semoga tidak ada karma nanti
Untukmu,
Untuk ketidakperdulianmu


Puisi Galau Menyentuh Hati : Hilang

Hilang

Oleh Leny Rahayu

Melihat waktu sudah senja
Ku pergi dan keluar
Melihat alam dan menanti mu
Ku termenung, sunyi, tak merasuki

Apa yang bisa ku perbuat?
Semua bagaikan alam di tengah kesepian melandai
Ku benar tercemooh dengan suasana ini
Hampa bersorak sorak pada lantunan lagu

Tak jelas ku harus mencari mu
Ku hanya bisa melantukan kata rindu kepada alam
Yang membawa mu kembali
Kedalam hati yang sudah menunggu percakapan kita nanti

Berjalan jalan
Hingga larut sudah malam
Mencari mu seperti mencari bongkahan batu
Kau tak sanjung sensasi ku

Ku berharap kau tahu
Walau harapan sudah melepas tangan ku
Namun kelak, ini kan padu dalam satu ucap!


Puisi Galau Sendiri : Cemburuku

Cemburuku

Oleh Aulia Nf

Kami memang sering bertengkar
Sering beradu mulut saat kami berbincang
Selepas orang tua kami sudah tiada,semua hancur
Semua hancur,seakan tak ada lagi kasih dan sayang yang ku dapatkan

Engkau pergi pagi dan selalu pulang larut malam
Siapa lagi yang bisa Aku sayangi disini?
Sementara engkau,hanya sibuk dengan pekerjaanmu
Aku cemburu,sangat cemburu pada pekerjaanmu

Aku ingn berubah,menjadi manusia yang lebih baik lagi
Kita hanya tinggal berdua,kita harus menjaga dan menyayangi satu sama lain
Hey! Aku ini Adikmu,bukankah kau seharusnya memperdulikanku?
Bukankah kau seharusnya menyayangiku layaknya seorang Kakak yang menyayangi Adiknya?

Cemburuku mungkin adalah sebuah kicauan burung di Pagi Hari
Yang selalu kau hiraukan karena kau benci
Tapi,coba kau dengar dan rasakan,ada makna tersembunyi dibalik itu semua
Ya! Aku ingin,Aku ingin diperdulikan dan selalu kau anggap penting seperti pekerjaanmu
Dan,Aku ingin kau menyayangiku seperti Aku menyayanyimu


Puisi Galau : Tega

Tega

Oleh Muqtafaiz

Tampaklah malam langitnya cerah
Tampaklah cinta pesonanya indah
Tampaklah air gelasnya pecah
Tampaklah gelas airnya tumpah

Tumpah-tumpah menumpah mengalir
Pedih perih duka belum berakhir
Angin membawa pasir berdesir-desir
Cinta ini membuatku betapa getir

O.....dikau kasih terpuja
Mengingkari janji betapa tega
Alangkah engkau menggores luka
Saat cinta tengah bernari ria

Mana janji setiamu kala itu?
Mana pula kasih sayangmu?
Begitu pandai bersilat lidah
Memutus cinta sangat mudah

Begitu pandai engkau merayu
Pantas saja banyak terpikat olehmu
Ternyata aku pula salah satu mangsa
Dan engkau telah tega mengukir duka

Memanglah indah cinta itu
Tetapi pahit sekali bagiku
Ibarat tertusuk-tusuk seribu paku
Tanpa seorangpun mampu menghapus sendu


Puisi Galau : Titik Dan Koma

Titik Dan Koma

Oleh Anissa el-Qowiyyu

Ada kalanya aku harus berhenti
Di suatu titik karna sebuah kejenuhan
Namun yang kau tau hanyalah koma
Selalu dan selalu membuat kalimat yang baru

Tak pernahkah kau mengerti
Bagaimana aku dan keadaanku
Aku ingin berhenti di titik
Karna aku sadar

Untuk mendapatkanmu adalah hal yang mustahil
Karna sebuah perbedaan, yang indah
Tapi bagimu hidup itu adalah koma
Membuat kalimat baru

Cerita baru
Apapun alurnya
Kau ingin lalui itu bersamaku
Dan kini aku berada di antara
Titik dan koma


Puisi Galau : Kenangan 

Kenangan 

Oleh Reni Arista

Kenangan kita masih terbesit
Oleh memori yang terperangkap dilangit
Semua itu akan slalu abadi
Hingga langit sudah tak bercahaya lagi

Pernahkah suatu saat kita akan merindukan?
Tentang kebersamaan yang diselimuti kasih sayang
Adakah hari yang akan mengingatkan?
Tentang kenyamanan yang mulai diciptakan

Sehari dua hari, sangat sulit aku lewati
Tapi setelah sekian lama aku meniti
Aku tahu dan sadar diri
Bahwa cinta kita, bukanlah cinta sejati


Puisi Galau : Enggan Berdawai

Enggan Berdawai

Oleh Handry Lumban Purba

Kini terlepas juga
Dari lingkaran hidupnya
Ratapan tak jadi harapan
Renungan tak jadi kehidupan

Hatiku diam membisu
Lidah ini mati rasa
Lengan seolah tak bertenaga
Akal terdesak nafsu buruk yang menggoda

Nyanyianku menghilang
Tertelan oleh nada-nada sumbang
Aku tak lagi piawai
Memainkan peran yang pernah dimulai

Aku pasrah
Aku bertekuk
Aku kini enggan berdawai
Hakimilah aku agar aku terlahir kembali


Puisi Galau : Janji 

Janji

Oleh Nurwahidah

Janji..
Apalah artinya tanpa sebuah pembuktian
Apalah artinya jika di penuhi keraguan
Apalah artinya jika membuat insan terluka

Aku tau
Kau bahagian dengan adanya janji itu
Tapi aku juga tau
Disisi lain kau merana

Jika kau yakin dengan janji itu
Jangan ada keraguan dalam hatimu
Jangan ada kesedihan dalam hari-harimu
Jangan ada rasa di sepanjang malammu

Jika memang cinta
Jangan pernah teteskan air matamu ketika merindukannya
Titipkan rindumu pada sang pemberi rasa
Yakinlah dalam penantianmu


Semoga bermanfaat, dan jangan lupa bagikan Puisi diatas dengan menyertakan nama pembuat puisinya ya.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter