
Puisi Sedih - Manusia selalu diciptakan dengan beragam rasa. Mulai dari perasaan Bahagia atau senang, Kecewa, Sakit, Terharu, atau bahkan Sedih. Hal ini membuat mereka mampu merasakan dan menggambarkan apa yang mereka alami pada saat ini. Dan, manusia yang melihatnya pun akan mengetahui bahwa seseorang tersebut sedang dalam kondisi seperti apa.
Dan kali ini, Kami akan menyajikan Kumpulan Puisi Sedih, yang bisa mewakilkan perasaan hati kalian, yang mungkin sedang dilanda kesedihan karena Faktor yang mungkin memang sulit untuk dijelaskan.
Menangis Karenamu
Puisi karya: RayhandiAku menangis karenamu
Karena sikapmu dan sifatmu
Membuatku terluka dan sedih
Hatiku kau porak poranda.
Aku masih menangis karena sikapmu
Airmataku menjadi saksi suci
Betapa bodohnya aku
Betapa tololnya aku ini.
Seandainya aku bisa
Seandainya mentari bisa berkhianat
Seandainya embun embun membekukan waktu
Aku tidak ingin mencintainya selalu.
Karena semakin aku jatuh cinta padamu
Aku juga akan semakin sakit
Kalbuku semakin teriris duri runcing
Aku semakin sakit tiada.
Hanya menangis bisa kulakukan untukmu
Dirimu benar benar menginjak injak airmata suciku
Aku tidak berarti apapun untukmu
Sedang bagiku kau adalah pelangi.
Pada akhirnya aku harus angkat kaki pergi
Mencampakkan semua rasa yang bersarang di hati
Karena hanya sakit yang terasa untukku
Atau tinggal hingga airmataku kering.
Aku Yang Berkubang Dosa
Puisi karya: RayhandiSetiap hari hanya bisa kuhabiskan dengan sesal
Akan dosa yang menggunung biru
Akan dosa yang tiada ampun untukku
Aku hanya kain yang bernoda hitam.
Tiap mata memandang pagi
Hanya hitam yang bisa kutatap
Hati di dada mati menghitam angus
Tiada cahaya yang bisa kurasa.
Sesak rasanya berkubang hina yang enggan raib
Hanya menjadi putih tempat noda berpijak
Aku muak dengan semua kenyataan yang mengikat
Tuhan aku ingin bebas dari dosa yang melilit hati.
Tuhan izinkan aku berubah
Berilah aku setitik harapan untuk menatap cahaya
Sungguh aku ingin menjadi merpati putih yang terbang
Terbebas beban dan ujiaan yang membenam.
Setiap detik waktu hanya dosa tempatku bernaung
Rasa bersalah tumbuh menyayat hati yang kian beku
Kebaikan dan keburukan bertarung di daging hati
Bergulat hingga akal di cumbu nafsu.
Aku ingin mencampakkan hitam
Berlari sejauh kaki membawa tubuh
Kutinggalkan dosa yang kian melangit
Aku ingin bersih kembali meski tak suci.
Ku bertaruh pada daun yang jatuh di tiup melati
Hanya itu yang kuinginkan hingga kuku menajam
Sungguh aku ingin melupakan saat kelamku
Keinginan tetaplah keinginan meski langit hujan terlukis pelangi.
Hanya satu kuharap di hati
Semoga matahari kan kembali menyinar
Menepati janji pada embun di sudut hijau
Semoga cahaya kan selalu bersama hati.
Biarkan Aku Sendiri
Puisi karya: RayhandiBiarkan aku sendiri
Tanpa siapapun di sisiku
Karena ku tak ingin sakit hati lagi
Sakit hati karena di khianati oleh kepercayaan dan cinta.
Biarkan aku sendiri
Kini ku sadari bahwa tiada yang tulus yang mencintaiku
Semuanya hanya kemunafikan topeng murahan
Sungguh aku kenyang dengan semua sandiwara ini.
Biarkan aku sendiri
Ku ingin menenangkan pikiran dan hatiku
Pikiranku pusing dan hatiku sakit
Sekarat bagai obat adalah mati.
Biarkan aku sendiri
Di sini tak ingin seorangpun menggangguku
Tak seorangpun menghiburku
Aku hanya ingin sendiri mernutup mata.
Biarkan aku sendiri
Ingin rasanya ku memiliki sayap
Kan kugapai langit beserta cakrawala
Kusentuh bintang dan melayang bersama awan.
Biarkan aku sendiri
Kupeluk hening hingga aku membatu
Tenang tanpa ada yang ganggu
Kupastikan hanya sunyi yang masuk gendang telinga.
Biarkan aku sendiri
Kuhabiskan malam dengan menatap bintang
Menghirup hitam hingga nyenyak bermimpi
Aku hanya ingin tenang, kumohon!
Biarkan aku sendiri
Hingga waktu akan menegarkan hatiku
Karena ku tahu bahwa waktu adalah obat terbaik
Merajut luka yang bersarang di hati.
Biarkan aku sendiri
Suatu hari nanti ketika ku sudah kebal
Kan ku terima dirimu lagi
Kan kubuka hatiku kembali dan menunggu luka yang baru.
Hati Berduka
Puisi karya: RayhandiMalam sepi di ujung hitam
Merangkul dingin dengan sayap
Menari bersama gelap
Terlelap hingga putih di pucuk mata
Dapat kurasakan kecewa tersangkut
Memecah asa hingga suara hilang
Menumpahkan airmata
Mengoyak isi hati hingga biru
Pada retak kurasa hancur
Merah luruh di akar dada
Hingga nyeri membengkak mata
Rasa sakit menghamba pada langit
Pada duka mendera
Kuikat luka di sudut mata
Memancarkan senyum topeng durjana
Tersenyum luka membara hati
Hatiku ngilu tertancap belati
Darahnya kering di cumbu hari
Dukanya sekarat meruah rindu
Pada duka dan kecewa kutanya inikah hidup?
Hingga Waktu Tiada
Puisi karya: RayhandiHingga waktu kita tiada
Kita masih menjadi bayang
Yang enggan pergi meski untuk kembali
Kita berkutat pada jemari yang perlahan beku
Aku belum lelap terlupa
Ketika kau menjadi bayang ranting
Ketika rembulan menyinar di sudut sepi
Bisa kulihat dengan mata
Kau enggan untuk kembali
Kita jauh merauh
Kita terpaut harta dan kaya
Menggenggam jemari meraba waktu
Mungkin bahkan nyawa di renggut uzur
Aku ingin menjadi cinta
Yang selalu merapat ke dahan hatimu
Memijit rasa hingga bibir pucat berdarah
Kusematkan cintaku untuk selingkar hati
Ada dalam jemari dinginmu
Ku meraba kulit hingga koyak
Melayang bersama doa yang takpernah sampai
Mencari jalan kembali
Sekarat hidup di hatimu
Cerita yang sudah usai
Meratap hati yang sekarat
Bertanya apa itu cinta
Menyesal
Puisi karya: RayhandiTercubit rasa di gudang hati
Melenggang keluar
Di bawa angin malam
Melayang di ujung rasa
Terasa sesal yang mencekik
Hingga hujan sampai ke beranda hati
Mengiba pada riuh yang bisu
Memecahkan gendang telinga
Hati sesakit ini terasa
Meramu rasa hingga pahit terasa manis
Kecewa terasa
Menikam ujung hati dengan nurani
Ini rasanya menyesal
Beringgas memangsa rasa
Hingga hati ikut terasa
Tertawa hingga puas.
Hujan Duka
Puisi karya: RayhandiHujan turun menyanyi
Mengiringi nafas yang menjasad
Berlarut dengan airmata sedih
Yang tidak akan kering
Tuhan teramat sangat tahu
Aku yang berlinang duka
Kadang mengelus dada
Berpikir kapan ini berakhir
Airmata menjadi cumbu dingin
Mengigil mati hingga beku memutih
Memijat dahaga habis terlelap
Menangis kering mata menyendu
Hujan turun ke tanah
Melarutkan jemari yang kian menaut
Memisahkan pucuk cinta dengan cinta
Melukiskan aksara hitam
Menangis hancur di telan duka
Memeluk lutut dengan airmata
Teredam pilu menyesak dada
Airmata jatuh tumpah ke lembar tabah
Di sini sekarang kuberada
Tempat cahaya menyilau mata
Mengurung sedih yang kian beranak
Mentasbihkan dengan rintik hujan
Turun membasah kuyup.
Akhir cerita
Puisi karya: Rayhandi
Ini akhir cerita
Sungguh aku ingin jadi ada
Bersunting di sampingmu
Mengikatmu dengan sepotong rasa
cerita kita berakhir di sini
Di ujung kertas takdir kita berakhir
Hanya sebaris kata
Kita menangis darah hitam
Akhir dan awal
Semuanya terasa sama
Hanya awal indah terasa
Hingga akhir menyiksa batin
Cerita indah itu tamat sudah
Sedikit kenangan habis dimakan rayap
Menyerap cerita hingga semua hilang
Hanya tinggal sebaris kata "tamat"
Ini akhir sepiku
Meraung bisu hingga suara putus
Cerita itu sudah mati di pucuk senja
Mengakhirkan kebersamaan
Melingkarkan penutup cerita
Hingga ajal memakan umur.
Semoga dengan adanya Puisi Sedih diatas, kita semua bisa mengekspresikan semua kesedihan kita melalui Puisi. Salam.