Kumpulan Puisi Lingkungan Alam

Puisi Alam, Puisi tentang Alam, Puisi Bencana Alam dan Banjir, Puisi Sedih tentang Alam, Puisi Lingkungan Alam, Puisi Linkgungan, Puisi Tentang Lingkungan, Puisi Tentang Alam, Puisi Alam Lingkungan

Puisi Alam - Alam yang ada saat ini tidaklah abadi. Ia pasti akan mati, dan juga kembali, begitu pun kita sebagai seorang makhluk yang tak jua abadi. Tentunya hal ini sudah menjadi takdir dan kehendak sang pencipta. Selagi kita hidup, pastinya kita bisa menikmati Alam dan Lingkungan yang Indah nan sejuk.

Namun, bagaimana kita bisa menggambarkan keindahan Alam tersebut? Yaps, melalui sebuah Puisi Tentang Alam, kita bisa lebih mengingat, dan menyayangi Alam yang kita tinggali saat ini. Dan jangan lupa untuk menjaga Alam kita agar tetap lestari.


Pelangi Yang Indah

Karya; Rayhandi

Pelangi yang indah
Membentang hampar di langit tinggi
Sungguh indah warnamu
Sungguh ingin aku selalu melihatmu.

Pelangi yang indah
Kau sungguh jauh disana
Aku takkan bisa menyentuhmu
Hanya bisa memandang indahmu dari bumi.

Pelangi yang indah
Di tiap rintik hujan ku selalu menantimu
Menanti hadir indah warnamu yang tinggi
Menanti kau membentang sukma.

Pelangi yang indah
Aku ingin menjadi sepertimu
Menjadi warna indah setelah hitam
Menjadi senyuman setelah airmata.

Setelah Hujan Turun

Karya; Rayhandi

Di hari itu
Ketika hanya gelap yang kulihat di langit
Ketika angin meniupku hingga ke belulang ku
Ketika rintik mengguyur semua bajuku.

Setelah hujan turun
Kutemukan seberkas cahaya indah
Yang dengan memandangnya membuatku senang
Cahaya itu sunggh indah dan menawan.

Cahaya apakah itu?
Entahlah aku tak tahu
Namun hanya satu yang kutahu
Cahaya tersebut muncul setelah hujan enyah.

Sungguh indah cahaya itu
Aku melihat cahaya itu dilangit
Dan satu hal yang kuyakini di dasar hati
Aku telah jatuh cinta, hatiku sudah tertawan olehnya.

Aku telah jatuh cinta pada cahaya asing
Cahaya yang tak kutahu apa namanya
Cahaya yang kulihat di sela sela kayu kamarku
Cahaya yang akhirnya kutahu apa
Kudengar mereka menyebutnya PELANGI.


Hidup Laksana Pelangi

Karya; Rayhandi

Wahai hati yang menderita
Masih sakitkah dan hancur dirimu
Masihkah tersedia setetes air mata untuk meratap
Menangisi cerita hidup yang penuh hitam.

Hidup ini seperti pelangi
Untuk bisa melihat indahnya warna
Kau harus melewati hitamnya hujan
Untuk bisa merasa manisnya  bahagia
Kau harus merasakan sakitnya derita.

Kuatkanlah wahai teman
Kau tak sendiri
Ada aku disini yang menyulam untaian duka
Ada aku disini yang memohon sepotong bahagia.

Masihkah kau buta melihat?
Masihkah kau tuli mendnga?
Bahwa engkau tak sendiri di sudut kelam
Ada aku yang menjadi selaksa debu bak benalu.

Menangislah
Air mata tak kan dicipta
Jika kita kuat bagai karang di laut
Karena kita adalah setiap kesedihan yang diterbangkan doa doa.


Sepenggal Pelangi

Karya; Rayhandi

Pada pelangi aku adalah sepenggal hitam
Kau buang di sudut sudut derita
Rasa yang di gerai rintik rintik duka bersama cinta yang mati perlahan.

Aku adalah seonggok objek yang tak kau pandang
Di dalam matamu aku ialah deru yang menyerumu pada semu yang menjemu
Adakah sepotong rasa yang masih tertinggal di bawah bayang hitam.

Hanya sakit yang terasa di hati
Hanya kecewa yang kutelan di kalbu
Semuanya hanya ilusi yang membelai mata.


Embun di Depan Rumahku

Karya: Rayhandi

Embun di depan rumahku
Setiap hari kulihat
Ketika aku bangun tidur
Bangun pagi untuk ke sekolah.

Embun di depan rumahku
Yang selalu menempel di rumput rumput liar
Di tiap tangkai ilalang hijau dan pohon melati.
Airnya jernih dan bersih.


Cintaku Bagai Tetesan Embun 

Karya: Rayhandi

Bagai tetesan embun jernih
Itulah kiasan cintaku
Cintaku ada di setiap doa yang kuucap
Ada di setiap sakit yang kurasa.

Cintaku bagai embun pagi
Jernih tulus tanpa harap
Bahkan ketika kau menutup mata dari cintaku

Aku ingin seperti embun
Yang menyimpan setia tuk kembali setiap pagi
Aku ingin seperti itu, menepati janji pada sang fajar
Membuktikan cinta tulus.


Demi Embun Yang Menetes di ceruk subuh

Karya: Rayhandi

Demi embun yang menetes di setiap nelangsa
Yang mengalir ke pucuk duka
Yang menggenggam nadi hingga jantung bertalu.

Demi embun yang menetes menimpa perih
Mengirim kabar pada burung burung di atas ranting
Tertulis melodi yang membuat mata pedih.

Demi embun yang menetes menyentuh kalbu
Berlari di atas atas kulit pucat pualam
Meninggal jejak yang kuingat hingga sekarang.

Demi embun yang menetes di bawah doa
Kupanjatkan sebaris keinginan pada tuhan pemilik langit
Kucurahkan segudang duka yang tertumpuk di hati.

Adakah dikau disana?
Menjadi payung untuk setiap air hujan yang menetes.

Adakah kau disana?
Menjadi bahu tempatku bersandar.

Adakah kau disana?
Menjadi sosok yang kusebut cinta.

Pada akhirnya hanya doa dan sujud yang menjadi kuatku.


Sepi Tengah Malam

Karya: Rayhandi

Malam malam kusendiri
Berteman rindu dan bongkahan sepi
Terdudukku pandangi langit hitam
Indah dan bertabur cahaya.

Kini ku menggigil sepi
Mencongkel bara hati beku
Kiniku benar benar sepi
Sendiri menghirup malam.

Bulan seakan khianat
Mencampak dalam gelap langit
Yang setia hanya bintang
Juga nyanyian jengkrik yang meyentuh gendang.

Sungguh aku sangat sepi di sini
Sendiri dan hanya sendiri selalu
Semua nyawa seakan lepas meninggalkan sukma
Aku sungguh ingin di cinta.

Cinta datanglah jajahlah tanah hatiku
Agar kau tahu apa warna hatiku
Ajari aku cara mencintai yang benar
Karena aku ingin di cintai.

Aku hanya daging yang meringkuk di sini
Terlentang bagai manyat kaku
Memandangi waktu yang semakin larut
Hingga bosan melayani hati.

Tuhan kumohon padamu
Kumohon sangat padamu
Kirimkanlah aku seseorang agar aku taksendiri
Taksendiri meneguk dingin malam
Hingga serpihan sepi terbakar bagai irama.


Musim Kemarau Dua Bulan

Karya: Rayhandi

Detik memacu berlalu
Mencekam suara hingga menjerit di sudut leher
Kering kerontang tanpa ranting
Setetes airpun tidak.

Semua berlalu bagai lagu
Waktu seakan menjadi pengiring masa
Tak terasa dua bulan sudah kita berpijak
Berpijak di tanah gersang ini.

Air dari langit tak setetes juga turun
Hanya debu dan kering yang melukis
Bingkai hati meriak kering
Ingin meneguk dahaga itu.

Semuanya masih kering
Semuanya masih gersang
Semuanya masih menjadi baris
Semuanya masih sama, termasuk kering.


Menunggu Hujan

Karya: Rayhandi

Ku tunggu hingga aku lelah memangku
Kuteguk kesabaran hingga akar terakhir
Demi satu urat penantian panjang
Hingga aku muak dan putus asa.

Namun duri tetaplah duri
Meski ia bersanding dengan mawar
Manusia tetaplah manusia
Meski ia teramat sempurna.

Ku tunggu langit hitam di lembah senja
Menunggu bunga bunga senja memejam lelah
Kulihat ke ceruk langit
Ku berkata "Kapan hujan turun"

Dan hingga sajak ini kau baca
Kekeringan masih setia bergelayut
Masih menjadi bayangan hitam
Memantul menujuk asa.


Bila Kemarau Datang

Karya: Rayhandi

Bila kemarau datang
Semua bayang memeluk alang
Kering kerontang disini disana
Pohon di ladang menjerit pilu.

Bila kemarau datang
Mahkluk menghamba setetes air
Leher kering menampung dahaga
Debu terbang bermain angin.

Bila kemarau datang
Sawah dan sungai sekarat
Air seakan menjadi emas
Air seakan tumpukan harta karun.

Bila kemarau datang
Ranting ranting menjadi saksi
Bahwa air tidakpernah lagi menyentuh bumi
Enggan mungkin karna dosa menggunung.


Kemarau Di Pedesaan

Karya: Rayhandi

Daun kering di tiup angin semesta
Di bawa tepat ke akar julang
Masih kering di desa ini
Hujan masih belum sudi turun mengguyur.

Desa ini sangat hampa dan gersang
Pohon pohon besar dan semak menguning sesak
Ribuan daun gugur jatuh ke kalang tanah
Menjadi tiada bersama tanah.

Ternak dan anak anak menjerit haus
Berteriak seakan duri menusuk
Tiada henti hingga suara hilang di telan angin
Masih kering, dan masih kemarau.

Sumur sumur kosong tanpa air
Raib seakan di telan semesta
Salah siapa ini?
Tentu saja dosa kotor di dalam dada.


Sakura di Musim Semi

Karya: Rayhandi

Sakura bermekaran di musim semi
Menerbangkan kesetiaan ke ulu gunung fuji
Masih terbayangkan saat saat bersama
Menorehkan aksara warna warni.

Aku belum pupus terlupa
Kenangan itu masih bertasbih di sajadah hati
Meneriakkan doa untuk sepucuk bahgia
Bersama menjalani hari yang panjang.

Sakura di musim semi
Indahnya hamparan yang kulihat di hidung mata
Kelopak kelopak sakura tumbuh semerbak
Memekarkan indah di sisi ranting.

Sungguh indah di sini
Di negeri matahari terbit ini cinta kita berlabuh
Ribuan sakura mekar menjadi saksi hidup
Bahwa kita akan memegang teguh cinta di dalam hati.


Sakura Musim Salju

Karya: Rayhandi

Di mana ada senyum di sana akan ada airmata
Di mana ada tanah di sana juga akan ada langit
Terkadang kita harus bangun dan melihat
Bahwa ke bahagiaan tidak pernah ada.

Di musim yang beku ini
Semua janji yang terucap raib sudah
Membangunkanku hingga isak memecah hati
Janji tetaplah janji, suatu saat nanti ia kan menjadi maya.

Sakuraku akan mati di musim dingin
Mereka takkan pernah di takdirkan bersama
Jika ada sakura maka tidak boleh ada dingin
Jika ada dingin maka tidak boleh ada sakura.

Mereka takkan bisa bersama
Karena takdir mereka berbeda
Karena kisah mereka tidak sama
Karena mereka tidak berjodoh.


Kisah Angin dan Sakura

Karya: Rayhandi

Ini hanya cerita tentang kisah dua mahkluk tuhan
Yang saling jatuh cinta meski tidak di takdirkan bersama
Bunga sakura dan angin
Dan cinta yang bersemi serta takdir yang memisahkan.

Ini kisah beberapa abad yang silam
Ketika sang angin bertemu dengan sang bunga sakura
Di lembah ilalang kering mereka bertemu
Dan tuhanpun menyatukan hati mereka dengan cinta.

Kisah mereka selalu berakhir bahkan sebelum di mulai
Cinta mereka selalu abadi bahkan ketika mereka sudah menjadi tanah
Karena semua ini hanya masalah takdir.

Di malam bulan sabit mereka memadu kasih
Bertemu dengan cinta yang menguatkan airmata
Mereka sangat bahagia malam itu
Dan malam itu juga tuhanpun menguji sejoli yang malang itu.

Tuhan memisahkan mereka
Sejauh timur dan barat
Sejauh langit dan bumi
Sejauhnya hingga mata buta memandang.

Bunga sakura menuggu dengan sepotong setia
Menyimpan teguh dalam hati bahwa mereka akan bertemu
Di ujung saujana takdir berbicara lain
Sang kekasih angin mati saat pulang menemui kekasih.

Bunga sakura menunggu tanpa lelah
Tanpa tahu bahwa beberapa hal takkan datang meski kita menunggu
Menunggu sang kekasih hingga musim berganti.

Di malam ketujuh
Sang dewi bunga sakura gugur jatuh menyentuh bumi
Menyisahkan airmata yang terbang terbawa angin
Sang sakura pun mati menunggu kekasih.

Mereka akhirnya berpisah dalam keabadian
Mereka takkan pernah bisa bertemu kembali meski sekedar memeluk
Karena tuhan takkan membiarkan mereka bersama
Meski cinta mereka sebesar semesta.

Pada akhirnya cinta mereka akan selalu abadi di langit
Menjadi bintang yang paling bersinar
Ternyata dicintai dan mencintai antara bunga sakura dan angin
Takkan bisa menyatukan mereka.


Bunga Kamboja Yang Indah

Karya: Rayhandi

Bunga kamboja yang indah
Kau tumbuh dan berbunga banyak
Kau sungguh cantik bak winona
Keindahanmu menyihirku.

Bunga kamboja yang indah
Ada yang merah, putih dan kuning warnamu
Kau juga kadang di lambang kematian
Tumbuh subur di pusara terakhir.

Bunga kamboja yang indah
Rupa warnamu memang indah
Tapi kau dipandang sebelah mata
Hanya dianggap penghias makam.

Bunga kamboja yang indah
Kau tumbuh dengan tulus di tanah
Bertemankan gulma dan rumput rumput
Tiada yang merawatmu.


Cinta Seindah Kamboja?

Karya: Rayhandi

Cinta kita seindah kamboja di ukiran malam
Mendayung harapan hingga kita sadar kenyataan
Kita tidaklah seperti tokoh dongeng disney
Kita hanya manusia di bawah langit.

Kenyataan memang meremuk hati
Meninggalkan denyut yang enggan kita rasa
Kita ternyata bukan kamboja di padang kubur
Kita hanya manusia bertangan hitam.

Sungguh bunga kamboja yang hidup dengan indah
Kita hanya dua dari sekian hati yang enggan memadi
Kita berbeda bagai langit dan bumi
Kita jauh bagai timur dan barat.

Bisakah kita bersama?
Meski kenyataan menampar
Bahwa terkadang kita harus membuka mata
Melihat betapa hancurnya kita.


Sepenggal Kisah Bunga Kamboja

Karya: Rayhandi

Ini cerita tentang hitam yang enggan enyah
Tentang sekelumit bunga indah
Yang tumbuh di pelantara jenazah
Sampai mati kan tetap terpaku di sana.

Mungkin kita terlalu berharap
Hingga lupa bahwa kita memikul takdir masing masing
Yang terkadang teramat sakit untuk kita rasa
Itulah kenyataannya.

Hidup di sudut kuburan
Mati di sudut kuburan
Tersenyum di sudut kuburan
Menangis juga disana.

Inilah sepenggal kisah kelam
Bunga yang indah bunga yang malang
Menjadi kekasih benalu
Menjadi setiap rindu yang takkan bisa sampai.


Setangkai Bunga Kamboja untuk Kekasih

Karya: Rayhandi

Semuanya hanya kenangan di sudut hati
Yang kian membekas meski kering di bakar waktu
Aku masih teringat akan sunyi yang merenggut semuanya
Saat mata belum tertutup, bisa kulihat takdir yang bermain.

Kini aku juga harus berubah
Waktu adalah cara terbaik untuk bangkit berdiri
Aku sudah bisa tersenyum kembali
Aku sudah bisa berharap pada rasa.

Aku tidak ingin terpuruk dan meratap
Disana kuyakin dia bahagia
Disana dia takkan perlu belajar tersenyum
Hanya untuk menyakinkanku bahwa baik baik saja

Setiap hari kukunjungi pusara terakhirnya
Kuucapkan doa semoga di sana ia bahagia
Kutaburkan setangkai kamboja di makamnya
Aku tersenyum, menunggu waktu ku tiba bertemu dengannya.


Bunga Matahari yang indah

Karya: Rayhandi

Oh bunga matahari
Kau berwarna kuning cerah
Rupamu amat indah dan terang
Kau tumbuh subur dengan cinta

Oh bungaa matahari
Setiap hari tak bosan bosan engkau ku pandangi
Teramat cantik nan elok
Ingin ku petik dan kupajang di sudut hati

Oh bunga matahari
Secercah cahaya menyinar putik mahkotamu
Mengingatkanku pada sebaris cahaya
Yang tertumpuk di akar nelangsa

Oh bunga matahari
Kelopakmu sangat indah kutatap
Retinaku tidak bosan merekam di jaring memori hitam
Membuatku seakan terbang ke nirwana


Untuk bunga matahari

Karya: Rayhandi

Ku pandang hamparan sejauh mata memandang
Hanya helai tangkai bunga yang kulihat
Warnanya menyeretku meneguk masa lalu
Membayang cahaya di mana hati berpijak

Ini luka yang kita dustakan
Tersenyum seakan kebahagiaan sebesar gunung menanti di ujung liang
Memaksa mata membayang cahaya matahari
Hingga buta menutup dunia

Kita belum dewasa hingga terluka
Saling menyalah walau enggan berpisah
Bunga matahari yang kita tanam di sudut rumah
Menjadi saksi yang kita di telan kelam

Tuhan tidak pernah berpangku tangan
Takdir selalu menghutak atik cerita kita
Hanya sepenggal kisah yang takkan terjamah
Saat senantiasa kita memegah teguh kesabaran


Wahai Bunga Matahari

Karya: Rayhandi

Wahai bunga matahari
Taman indahmu begitu cantik
Hamparan bunga mekar membuatku takjub
Ternyata kau teramat indah

Wahai bunga matahari
Ada sebuah dongeng tentangmu
Bahwa di bungamu ada seorang peri matahari
Setiap saat senja membayang satu doamu terkabul

Wahai bunga matahari
Aku ingin sepertimu yang indah
Aku ingin sepertimu yang tulus
Yang selaluu ada saat sang surya menjajak langit

Wahai bunga matahari
Aku ingin menjadi sepertimu
Yang terbangun dengan harapan dan kesempatan baru
Selalu memiliki cahaya meski masa lalu berkubang dosa.


Malam Begitu Sunyi

Karya: Rayhandi

Di malam yang hitam ini
Aku sendiri meringkuk memegang lutut
Termenung aku di ambang lelah
Menanti pagi yang segera mengetuk

Malam ini begitu sunyi terasa
Aku hanya sendiri memandang bulan
Melihat bahwa di sana seseorang melihat bulan yang sama
Meski nyata jarak memisah

Malam ini begitu sunyi terasa
Disini hanya ada sebilah rindu
Menemaniku hingga terlelap
Mencari celah di ujung rasa

Malam ini begitu sunyi terasa
Bintang di langit menjadi kekasih sunyi
Dan bulan akan selalu menjadi doa yang menemani hati
Membantu kuat saat rapuh kian memakan


Doaku di Malam Sunyi

Karya: Rayhandi

Aku hanya seorang manusia
Yang tertatih di yang namanya kehidupan
Doa selalu kuucap untuk hari yang tidak pernah kutahu
Untuk setiap cobaan yang kian hari kian membesar

Terkadang aku menangis hingga meratab
Menyesali setiap rasa sakit
Meringis luka yang takkan kering
Memikirkan cobaan yang takkan usai

Malam ini
Saat bulan bertemu dengan sudut bintang
Saat bintang menggenggam rembulan
Saat ribuan kunang kunang membelah belantara rimba
Saat itu aku menangis hingga patah

Saat malam menemani hati yang rapuh
Saat sunyi memanjakan telinga yang gersang
Terbesit kerinduan yang memangku semesta
Aku mencoba bersabar

Selalu kuingat bahwa tuhan itu tidak tidur
Ia mendengar jeritanku bahkan yang kubungkam
Ia melihat lukaku bahkan yang kukubur
Ia maha tahu


Rindu di Sudut Malam

Karya: Rayhandi

Malam sunyi mencekam
Menyayat daging hingga mengerang
Menjerit hingga suara terbang putus
Inikah rindu

Rindu terkadang teramat menyakitkan
Meremukkan hati hingga debu
Meniupkan belati yang tertancap asmara
Sakit di ujung rasa

Tuhan tawanlah rasa rindu ini
Kurung ia di sudut jeruji
Ajari ia cara bersabar dan bertahan
Agar ia tidak memakanku perlahan

Merindukan seseorang teramat sakit
Ingin rasanya kusobek rasa itu hingga keping
Takkan kupelihara karena kan membunuhku
Hanya bersabar dan tabah yang bisa kulakukan


Malam Sunyi Tanpa Dirimu

Karya: Rayhandi

Aku kesepian tanpa dirimu
Sendiri aku termenung memunggung malam
Sendiri aku terduduk meratap dirimu
Yang mungkin takkan kembali

Di sudut kamar aku biru meramu
Menjamu setiap cercah cahaya yang datang
Mengingat dirimu yang takkan bisa kurengkuh
Memahami bahwa kita terpaut jauh

Ingin rasanya aku memelukku
Menggumam namamu di mimpi tidur
Menyentuhmu dengan jemariku
Merasa bahwa kau ada di sini

Biarlah malam ini aku mengenangmu
Untuk terakhir ini biarlah malam jadi saksi
Aku menyebutmu dalam doa
Di sunyi hitam namamu kulupa.


Semoga beberapa Puisi Tentang Alam yang kami bagikan, bisa jadi referensi bagus untuk kalian semua ya. Jangan lupa di Share.

Related Posts

Subscribe Our Newsletter